Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) memperkuat sinergi dalam menjawab tantangan zaman di era digital melalui gelaran Focus Group Discussion (FGD) di lantai 5 Gedung PBNU, Jakarta, Jumat (24/10/2025).

Diskusi tersebut menjadi ruang perumusan langkah nyata untuk menjawab kebutuhan spiritual generasi Z melalui pendekatan ahlusunnah annahdliyah yang moderat serta mudah diterima secara ‘aqli dan naqli. Kegiatan ini turut didampingi oleh Ketua PBNU KH Ahmad Suaedy, Gus Ginanjar Syaban, Founder Alvara Research Center sekaligus Ketua PBNU Hasanuddin Ali, dan CEO NU Online Hamzah Sahal.

Dalam kesempatan itu, KH Ahmad Suaedy menegaskan pentingnya menjaga akhlakul karimah di ruang digital sebagai wujud karakter santri yang beradab. Sementara Hasanuddin Ali mengingatkan bahwa langkah dan strategi yang disusun harus berangkat dari realitas kebutuhan Gen Z, bukan sekadar asumsi.

Dengan arus digitalisasi yang semakin masif, Ketua Umum PP IPPNU menyampaikan apresiasi atas kolaborasi ini. Ia menegaskan komitmen IPPNU untuk memperkuat literasi digital di kalangan pelajar, terutama yang berakar pada nilai-nilai pesantren dan tradisi NU.

“Ke depan, kami akan memperkuat literasi berbasis nilai pesantren. Sebab kalau bukan kita, siapa lagi yang akan mengedukasi publik soal nilai-nilai pesantren itu,” katanya.

Sementara itu, Ketua Umum PP IPNU, Muhammad Agil Nuruz Zaman, mengusulkan agar Pojok Gus Dur dijadikan ruang diskusi bagi anak muda untuk bertukar gagasan dan memperdalam nilai-nilai keislaman yang toleran dan kontekstual.

“Cakupan ruang dialog ini harus diperluas. Karena itu, saya mohon izin mengusulkan agar Pojok Gus Dur menjadi semacam basecamp bagi anak muda NU, seperti IPNU, IPPNU, maupun PMII,” katanya.